SUBHANAALLAH INILAH 6 MANFAAT INFAQ DIBULAN SUCI RAMADAN,BACA ANDA AKAN TERTARIK, BANTU SHARE YA..

>

Dalam hadits Ibnu Abbas di jelaskan :

 كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَي�'هِ وَسَلَّمَ أَج�'وَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَج�'وَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَل�'قَاهُ جِب�'رِيلُ وَكَانَ جِب�'رِيلُ يَل�'قَاهُ فِي كُلِّ لَي�'لَةٍ مِن�' شَه�'رِ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ ال�'قُر�'آنَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu orang yang paling dermawan, serta beliau jadi tambah kedermawanannya di bln. Ramadlan saat berjumpa dengan malaikat Jibril, serta Jibril menjumpai beliau di tiap-tiap malam bln. Ramadlan untuk mudarosah (pelajari) Al Qur’an” (HR Al Bukhari).

Hadits itu memberi faidah pada kita kalau kedermawanan sebaiknya lebih di tingkatkan lagi di bulan Ramadlan. Mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih menaikkan kedemawanan di bulan Ramadlan dengan cara khusus? Al Hafidz Ibnu Rajab mengatakan banyak faidah kenapa demikianlah. Beliau berkata, “Meningkatnya kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di bulan Ramadlan dengan cara khusus memberi faidah yang banyak, salah satunya :

Pertama : Bertepatan dengan saat yang mulia di mana amalan dilipatkan gandakan pahalanya apabila bertepatan dengan saat yang mulia.

Ke dua : Menolong beberapa orang yang berpuasa, sholat malam, serta berdzikir dalam ketaatan mereka, maka orang yang menolong itu memperoleh pahala seperti pahala beberapa orang yang dibantu. Sama seperti orang yang memberi persiapan perang pada orang lain memperoleh pahala seperti orang yang berperang.

Ketiga : Allah benar-benar dermawan pada hamba-hamabNya di bulan Ramadlan dengan memberikan pada mereka rahmat, ampunan serta kemerdekaan dari api Neraka, terlebih pada malam lailatul qodar. Allah merahmati hamba-hambaNya yang kasih sayang, seperti Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam :
 إِنَّمَا يَر�'حَمُ اللَّهُ مِن�' عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ

“Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hambaNya yang penyayang” (HR Bukhari serta Muslim). Siapa saja yang dermawan pada hamba-hamba Allah, jadi Allahpun bakal dermawan padanya dengan karuniaNya, serta balasan itu sesuai sama type amalan.

Ke empat : Memadukan puasa serta sedekah yaitu sebab yang memasukkan kedalam surga, seperti dalam hadits Ali Radliyallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ فِي ال�'جَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِن�' بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِن�' ظُهُورِهَا فَقَامَ أَع�'رَابِيٌّ فَقَالَ لِمَن�' هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِمَن�' أَطَابَ ال�'كَلَامَ وَأَط�'عَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّي�'لِ وَالنَّاسُ نِيَام

“Sesungguhnya didalam surga ada kamar-kamar yang luarnya tampak dari dalamnya, serta dalamnya tampak dari luarnya. ” Seseorang arab badui berdiri serta berkata, “Untuk siapa wahai Rasulullah? ” Rasulullah bersabda, “Untuk orang yang membaguskan perkatannya, memberi makan, selalu berpuasa, serta shalat malam dikarenakan Allah sesaat manusia tengah terlelap tidur” (HR At Tirmidzi).

Amalan-amalan yang dijelaskan dalam hadits ini semua ada pada bulan Ramadlan, jadi terkumpul pada seseorang mukmin puasa, qiyamullail, shodaqoh, serta berkata baik lantaran orang yang sedaang berpuasa dilarang lakukan perbuatan percuma serta kotor.

Ke lima : Memadukan pada puasa serta sedekah lebih memberi kekuatan yang lebih untuk menghapus dosa serta menjauhi api Neraka, terutama kalau ditambah sholat malam. Dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan kabar kalau puasa yaitu perisai. Beliau juga menyampaikan kabar kalau shodaqoh itu bisa memadamkan kesalahan seperti air bisa memadamkan api.

Ke enam : Orang yang berpuasa pastinya tak terlepas dari kekurangan serta kekeliruan, jadi shodaqoh bisa menutupi kekurangan serta kekeliruan itu, oleh sebab itu diharuskan zakat fithr diakhir Ramadlan sebagai pensuci untuk orang yang berpuasa dari perbuatan percuma serta kalimat yang kotor. Faidah yang lain yaitu yang di jelaskan oleh Imam Asy Syafi’i, beliau berkata, “Aku sukai kalau seseorang tingkatkan kedermawanan di bulan Ramadlan dikarenakan ikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, juga lantaran keperluan manusia pada perkara yang melakukan perbaikan kemashlatan mereka, serta lantaran banyak manusia yang disibukkan dengan berpuasa dari mencari nafkah”.